Hai, guys! Apa standar cantik menurut kamu? Harus memiliki tubuh layaknya para Victoria's Secret Angel atau bagaimana?
Kali ini brilio.net bakalan mengulas standar kecantikan di beberapa negara di dunia yang mungkin belum kamu tahu, seperti yang dikutip dari tripbase.com, Selasa (31/3).
Saat kamu menilai cantik itu identik dengan kulit putih dan tubuh langsing nan semampai, kamu nggak salah kok. Tapi, nggak jarang di antara kamu bilang bahwa cantik itu relatif. Benar? Ya, standar kecantikan setiap orang atau budaya itu berbeda. Nggak percaya? Berikut penjelasannya, berdasarkan standar zaman sekarang maupun zaman dulu.
1. India: Pakaian dekoratif
Tidak peduli dari mana asal kastanya, wanita di negara asal Shaheer Sheikh ini selalu menghiasi dirinya dengan mengenakan kain sari berwarna-warni, dupatta (selendang panjang), cincin hidung, bindi (tanda bulat merah atau oranye yang letaknya tepat di dahi atau di antara dua alis wanita India), dan henna, terutama untuk festival dan perayaan (misalnya pernikahan).
Dalam pendangan tradisional, wanita kurus di India bukanlah wanita yang menarik. Tapi menurut Aruna Radhakrishna dalam catatannya dalam India Walks a Thin Line to Beauty, budaya barat telah mempengaruhi pola penilaian bahwa kurus itu cantik.
2. Mauritania: Gemuk
Wanita dengan tubuh subur alias ukuran yang lebar adalah standar ideal bagi pria Mauritania, Afrika. Bahkan anak gadis yang masih berusia tujuh atau delapan tahun diminta untuk makan yang banyak dalam rangka penggemukan. Dalam kebudayaan mereka, wanita gemuk adalah simbol kelas dan status yang tinggi dan menunjukkan kecantikan seorang wanita.
3. Jepang: Gyaru
Wanita cantik di negeri Sakura ini, terutama kota-kota besar, dinilai dari penampilan yang agak aneh. Mulai dari busana, rambut, make up, bahkan kulit. Semua itu disebut gyaru. Ada banyak kategori yang termasuk dalam gyaru, dari yang moderat sampai yang ekstrem.
4. China: Mengikat kaki
Walaupun sekarang pengikatan kaki tidak lagi dilakukan dalam tradisi China, dampak dari tradisi yang berlangsung sejak tahun 1940-an ini bisa dilihat pada beberapa wanita tua di China. Mereka melakukannya dengan cara menekan dan membebat telapak kaki mereka begitu ketat, kemudian menjahit perban tersebut. Hal ini justru dianggap erotis bagi pria China. Tapi di sisi lain juga dinilai membatasi ruang gerak wanita, baik secara harafiah atau sebagai simbol, misalnya membatasi ruang gerak mereka dalam dunia politik atau dalam konotasi yang lebih luas.
5. Brasil: Bodi gitar
Standar wanita cantik di negeri asal pesepak bola legendaris, Ronaldo, ini adalah tubuh kencang, kecoklatan, dan ada lekukan. Secara mendetail, wanita cantik adalah mereka yang memiliki pinggang ramping, dada kecil, dan pantat yang seksi. Ya, bentuk gitar adalah analoginya. Tapi menurut penulis buku 'The History of Private Life in Brazil', Mary del Priore, acuan cantik ini telah berubah. Dia mengatakan bahwa di Brazil sama seperti negara lain pada umumnya, yang kaya berarti ramping dan yang miskin gemuk.
6. Thailand: Kulit putih
Sekalipun di seluruh dunia sudah digembar-gemborkan standar kecantikan itu berkulit putih, tapi di Asia, penilaian semacam ini sudah berlangsung lama. Contohnya saja di Thailand. Krim pencerah kulit laris manis diburu kaum hawa untuk membuat kulit mereka lebih bersinar.
Ternyata bukan hanya di Thailand, krim serupa pun juga ngetren di India, dari yang berharga murah sampai menguras kantong. Apalagi industri hiburan sekarang ini banyak yang fokus pada model wanita berkulit putih dan cerah sebagai representasi kecantikan.
7. Selandia Baru: Tato wajah suku Maori
Baik pria maupun wanita dari suku Maori telah lama memiliki tradisi mentato wajah mereka yang disebut Ta moko. Dan tato ini telah banyak dikenakan juga oleh para petinggi suku asli Selandia Baru ini, jauh sebelum bangsa Eropa datang. Tato wajah ini juga menjadi tonggak penting antara masa kanak-kanak dan dewasa.
8. Burma/Myanmar: Padaung/Kayan "Leher Panjang"
Wanita dari suku Kayan (suku dari Myanmar tapi menjadi pengungsi dan tinggal di Thailand), sering menggunakan kumparan kuningan di leher mereka sehingga mengesankan leher mereka panjang. Kumparan itu mereka kenakan sejak berusia muda dan bertambah setiap tahunnya atau seiring umur mereka bertambah. Hal ini membuat bahu mereka turun ke bawah sementara lehernya tertarik untuk lebih panjang. Uniknya, cincin leher ini berfungsi untuk menarik perhatian para pria, lho.
Well guys, benar adanya cantik itu relatif. Jadi, pede aja lagi sebagai dirimu sendiri. Jangan biarkan dirimu terobsesi menjadi cantik berdasarkan standar orang lain tapi justru menyakiti dirimu sendiri. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain menjadi diri sendiri. Semangat!
sc : brilio.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar